Alpha 1 Yang Menggemparkan Dunia | Review by Mobile01
Tim Mobile01 ingin sekali berbagi dengan pembacanya mengenai kamera Alpha 1 baru yang telah dicoba dan diuji kinerjanya yang telah ditingkatkan. Tim Mobile 01 menjelajahi fitur-fiturnya yang menarik, seperti kemampuan pengambilan gambar kontinu dan sensor tumpuk baru. Berbagai fitur ini menciptakan perbedaan mendetail dengan model Sony lainnya. Hal tersebut menunjukkan bagaimana teknologi yang dimiliki kamera Alpha 1 meningkat dibandingkan model lain yang sedang disukai di pasaran. Baca lebih lanjut untuk mengetahui apakah kamera Alpha 1 cocok untuk Anda.
Kesan Pertama
Tim Mobile01 yakin bahwa Alpha 1 dapat mendominasi fotografi dunia olahraga dan jurnalisme dengan baik. Di awal, tim melihat ada peningkatan resolusi dari 24MP dan kecepatan pengambilan gambar kontinu sebesar 20fps menjadi 50MP dengan kecepatan 30 fps, bebas blackout tanpa gangguan. Tim Mobile01 juga sangat terkesan dengan rekaman 8K, yang mereka gambarkan sebagai “spesifikasi yang sangat kuat yang telah menciptakan gebrakan di komunitas fotografi.”
Penambahan sensor tumpuk dan mesin pemroses ganda BIONZ XR juga menarik perhatian karena kemampuannya menghasilkan data dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi. Kamera Alpha 1 memiliki prosesor BIONZ XR ganda yang sama dengan Alpha 7S III, tetapi secara khusus disesuaikan untuk Alpha 1. Dengan prosesor ganda yang disempurnakan, kamera mampu memberikan kecepatan pembacaan CMOS yang sangat tinggi, memori dalam jumlah besar, dan kinerja pemrosesan yang sangat cepat. Sementara itu, sensor tumpuk Alpha 1 mengikuti struktur yang sama dengan Alpha 9, Alpha 9 II, dan RX100 VII. Tim Mobile01 telah menyebut bahwa kedua fitur inilah yang membuat kamera menjadi kuat dan spesifikasi yang sangat kuat sulit dicapai oleh produsen lain.
Mereka juga sangat terkesan dengan fitur Eye AF (Eye autofocus) Alpha 1 pada mata burung. Mereka menegaskan bahwa para fotografer satwa khususnya burung dan kreator lainnya yang membutuhkan teknologi resolusi tinggi dan kecepatan tinggi dalam pengambilan gambar kontinu akan sangat menyukai penyempurnaan ini.
Pengujian tersebut mencakup setiap elemen fitur kamera termasuk jendela bidik elektronik, peningkatan jumlah port, konektor sinkronisasi flash, dan kinerja ISO, bahkan hingga ke detail paling rumit yang pasti akan diapresiasi oleh para penggemar kamera. Mobile01 juga telah memberikan perhatian ekstra pada kecepatan transfer USB Alpha 1, dan menyebutnya sebagai "pilihan terbaik" fotografer untuk koneksi tercepat.
Bodi Kamera
Selain LCD yang dirancang khusus untuk kenyamanan menonton, tim Mobile01 juga merasa senang karena kamera Alpha 1 memiliki port terbanyak di antara kamera mirrorless Sony pada saat ulasan dibuat. Beberapa port nya adalah terminal LAN jaringan yang mendukung 1000BASE-T, konektor sinkronisasi flash, dan port Micro USB. Kamera ini juga memiliki jack mikrofon, jack audio 3.5mm, port HDMI Type-A, dan USB 3.2 dengan kecepatan transmisi luar biasa yaitu sebesar 1212MB per detik..
Slot kartu memori ganda mendukung kartu UHS-II SDXC serta kartu CFexpress Tipe A baru, yang mirip dengan Alpha 7S III.
Ulasan tersebut lebih dalam menyoroti sensor white balance IR di bagian depan kamera yang memungkinkan pembacaan white balance yang lebih akurat dengan mengirimkan informasi langsung ke sensor CMOS tanpa melewati lensa.
Rana di kamera Alpha 1 juga ditingkatkan. Pertama, kamera ini dirancang dengan rana tirai yang menutup secara otomatis saat kamera dimatikan untuk mengurangi kemungkinan debu masuk saat lensa dilepas. Kamera ini juga memiliki sistem rana berpenggerak ganda. Alpha 1 kini hadir dengan kontrol pegas tradisional dan penggerak elektromagnetik, yang berfungsi sebagai akselerator untuk rana tirai, melumasi gerakannya dan memungkinkannya mengambil kecepatan optimal. Hal ini memungkinkan rana mekanis untuk menyinkronkan lampu flash pada kecepatan 1/400s.
Tim Mobile01 juga mengamati penempatan tombol di kamera Alpha 1 dan mengulas bahwa kedalaman setiap tombol sangat sempurna dan arah joystick tidak terlalu tersembuyi. Menurut mereka ini adalah sistem tata letak tombol yang cukup mapan.
Kamera Alpha 1 dapat dipasang pada pegangan vertikal, model VG-C4EM, yang juga kompatibel dengan iterasi sebelumnya dari seri Alpha.
Fungsi Utama
Sensor rana dan sensor tumpuk
Menurut Tim Mobile01, terlepas dari peningkatan kemampuan pemfokusannya, terobosan utama kamera Alpha 1 terletak pada peningkatan dalam kerja sama sensor gambar tumpuk dan rana. Poin utama dari ulasan tersebut menjelaskan bagaimana kamera Alpha 1 melampaui batas kecepatan rana mekanis sebelumnya untuk sinkronisasi flash dengan sistem rana penggerak ganda baru yang menggunakan pegas dan penggerak elektromagnetik. Peningkatan ini memungkinkan kecepatan sinkronisasi flash mencapai hingga 1/400 detik. Hal tersebut berarti mereka dapat memotret dengan rana 2/3 EV yang lebih rendah dari sebelumnya. Kecepatan rana ini dapat membuat sensor CMOS lebih sensitif terhadap cahaya, mengurangi waktu pencahayaan seluruh CMOS dan bahkan menurunkan cahaya sekitar. Hal ini memberi pengguna kebebasan berkreasi. Pembacaan CMOS yang cepat melampaui sensor CMOS konvensional sebelumnya, dan Tim Mobile01 memastikan bahwa fotografer dapat menggunakan kecepatan rana ini untuk menekan cahaya sekitar dan mendapatkan lebih banyak kebebasan dalam berkreasi.
Mobile01 meyakinkan pembacanya bahwa rana penggerak ganda , sama sekali, tidak akan memengaruhi penggunaan normal dari pengguna. Waktu rana mekanis minimumnya masih 1/8000 detik.
“Selama lebih pendek dari waktu tersebut, rana akan muncul bersamaan dengan jatuhnya tirai rana pertama dan kedua. Hal ini karena batas kecepatan struktur mekanis tidak memungkinkan seluruh CMOS diekspos selama 1/8000 detik per detik pada saat yang bersamaan, sehingga dicapai dengan cara yang mirip dengan pemindaian, dengan rana tirai depan dan belakang jatuh. Namun, dengan metode ini, seluruh CMOS tidak terkena flash, dan gambar akan dibayangi oleh tirai rana. Itulah sebabnya mengapa kecepatan sinkronisasi penutup tirai full-frame telah lama dibatasi pada 1/250-an hingga 1/320-an,” ulasan tersebut menambahkan.
Rana penggerak ganda pada Alpha 1 bertujuan untuk memecahkan batas ini. “Para engineer Sony telah menggunakan penggerak elektromagnetik untuk membuat rana jatuh lebih cepat sehingga kamera dapat mengurangi waktu pencahayaan dari seluruh sensor CMOS hingga 1/400 detik yang belum pernah terjadi sebelumnya,” lanjut ulasan tersebut. Selain itu, ulasan tersebut juga menambahkan "Memperpendek kecepatan sinkronisasi rana dapat menjadi keuntungan nyata bagi fotografer. Meskipun 2/3 EV tidaklah banyak, saya senang produsen mulai mempertimbangkan hal ini.”
Berkat rana mekanis, Alpha 1 tidak memiliki efek rana bergulir yang terlihat, yang biasanya muncul saat kamera bergetar selama pemotretan yang tidak stabil seperti pada pemotretan dengan tangan atau kendaraan. “Bukannya tidak ada, tapi efek rolling shutternya minimal. Tirai rana mekanis memiliki waktu jatuh yang sangat singkat, sangat singkat sehingga subjek Anda harus bergerak sangat cepat untuk merasakan perbedaan waktu antara baris sensor CMOS atas dan bawah berkat rana mekanis ini.”
Sensor gambar CMOS Alpha 1 bekerja sama dengan mesin pemroses BIONZ XR untuk mengurangi efek rolling shutter dengan mekanisme berikut; area pemrosesan sinyalnya yang memiliki area yang terasa lebih besar, di mana ia memproses sinyal lebih baik dan lebih cepat; filter warnanya yang memiliki area yang bisa digunakan lebih besar; dan sensor gambarnya yang memiliki cache sendiri, memungkinkan pengguna untuk mengirim data dalam jumlah besar ke CMOS bahkan sebelum mencapai prosesor. Berbagai layer ini mengurangi perbedaan waktu antara sapuan atas ke bawah CMOS, memungkinkan rana elektronik untuk menyinkronkan dengan flash pada 1/200 detik. “Dengan Alpha 1, kami percaya bahwa fitur paling berharga dari kamera ini bukan hanya kemampuan fokus atau 50MP, tetapi peningkatan terobosan yang berasal dari sinergi sensor tumpuk dan rana,” jelas Mobile01 dalam ulasannya.
Kemampuan pengambilan gambar kontinu
Teknologi dual processor BIONZ XR Alpha 1 yang kuat memungkinkan menghasilkan 10 frame per detik menggunakan rana mekanis dan 30 frame per detik menggunakan rana mekanis. Untuk X.FINE JPEG, pengguna dapat memotret hingga maksimal 182 frame, kira-kira selama enam detik, jika penyimpanan terbatas. Kualitas normal dapat merekam hingga 400 bidikan, dengan penekanan rana berkelanjutan 13 detik. Untuk file RAW terkompresi, kamera andalan ini dapat mengambil hingga 238 bidikan dan merekam hingga 82 bidikan
Tim Mobile01 sangat kagum dengan fitur ini dan berujar, “Dengan peningkatan 30fps, ini sebenarnya setara dengan sebuah video. Lihat saja kehalusannya yang luar biasa!”
Bird eye autofokus
Tim Mobile01 juga meluangkan waktu untuk mendalami penambahan kemampuan pemfokusan mata burung ke fitur Eye AF Real-time dan menjelaskan tingkat keberhasilan yang tinggi untuk mengenali mata burung. Tim pengulas bahkan pergi ke pertanian ekologis dan rawa-rawa untuk menguji fitur baru dan membidik burung pelikan, burung beo, burung ibis sendok, dan burung liar lainnya. Fitur ini juga mendeteksi manusia, yang masih merupakan keahlian terkuatnya, dan mata hewan lainnya, sehingga tim juga mencobanya pada alpaka. Banyak hal positif mengenai fitur Eye AF Real-time. Mobile01 mengatakan bahwa fitur ini memiliki "keandalan terbaik tingkat lanjut."
“Tim Sony mengatakan bahwa fokus mata untuk burung bukan hanya sekedar fitur pemanis karena ada beberapa situasi yang membuat mata burung tidak dapat dikenali kamera. Penjelasan logis bagi saya adalah pada burung, ketika mata kiri dan mata kanan berada dalam bingkai, fokus untuk mata burung dinonaktifkan dan Anda tidak dapat memilih antara mata kiri dan kanan. Ini karena burung memiliki bidang pandang yang lebih luas daripada manusia, dan biasanya Anda melihat burung liar hanya dengan satu mata menghadap Anda. Oleh karena itu, mereka merancang kamera untuk fokus pada satu mata saja, ” tambah Mobile01.
Ulasan tersebut juga menegaskan bahwa fitur tersebut untuk mata burung bukan wajah burung. Disebutkan juga bahwa mungkin ada situasi di mana autofokus mata burung tidak akan sepenuhnya berfungsi, seperti saat mata burung tidak terlihat di bingkai atau ketika ada terlalu banyak burung dan kamera tidak dapat fokus pada satu mata. Dalam kasus seperti itu, Alpha 1 akan beralih ke deteksi fokus 4D, sehingga pengguna masih bisa mendapatkan jenis fokus yang mereka inginkan.
“Namun, dalam praktiknya, Anda masih dapat mengaktifkan fokus untuk mata burung setelah memotret seekor burung. Kemudian akan terus melakukan deteksi fokus 4D ketika tidak mendeteksi mata burung, ” menurut ulasan dari Mobile01. “Pada akhirnya, pengenalan wajah atau mata tetap menjadi sorotan dari sistem pemfokusan ini. Pelacakan ini memiliki keandalan terbaik tingkat lanjut, ”tambahnya.
Gallery
Performa ISO
Para pengulas di Mobile01 membandingkan perbedaan antara Alpha 1 dan Alpha 7R IV pada berbagai tingkat ISO. Mereka mencatat bahwa kedua model memiliki CMOS yang diterangi kembali dengan kualitas gambar yang serupa. Selain itu, meskipun ada perbedaan piksel, ukuran foto dari kedua kamera tidak terlalu jauh satu sama lain.
Setelah beberapa percobaan, pengulas menemukan bahwa perbedaannya terlihat, terutama pada ISO 12800. Mereka menentukan bahwa, meskipun detailnya tetap sama, Alpha 7R IV memiliki lebih banyak noise daripada Alpha 1, yang menurut mereka, memiliki penanganan noise ISO tinggi yang sangat bagus.
Dikenal dengan kinerja ISO tinggi yang dapat mencapai ISO 409 dan ISO 600, Alpha 7S III kemudian diuji untuk dibandingkan dengan kamera Alpha 1 andalan dalam hal noise video ISO tinggi.
“Satu hal yang menarik perhatian adalah bahwa ISO 3200 Alpha 1 setara dengan kinerja Alpha 7S III, bahkan lebih baik daripada Alpha 7S III pada ISO 6400. Tapi kita semua tahu bahwa ketika Alpha 7S III memotret dengan S-Log3, ISO 12800, kamera ini menghasilkan noise yang sangat bersih. Di luar ISO 12800, Alpha 7S III menang telak, dengan Alpha 1 tertinggal di belakang dan Alpha 7R IV tidak pernah menandingi sama sekali,” jelas Mobile01.
Penanganan ISO tinggi bergantung pada jumlah piksel dan kemampuan prosesor kamera. Karena Alpha 7S III dirancang untuk memiliki lebih banyak piksel per satuan luas dan memiliki jumlah piksel yang lebih kecil, Alpha 7S III mendominasi kategori ISO tinggi. Namun, 50 juta piksel dari Alpha 1 masih memberikan kinerja yang mirip dengan Alpha 7S III, yang menurut mereka kualitasnya sangat terpuji.
Resolusi 50 ke 200 megapixel
Alpha 1 memiliki fitur mode multi-shot pixel-shifted yang memungkinkan pengguna untuk memilih empat pemotretan dan menggabungkan semuanya untuk menghasilkan satu foto 50,1 MP dengan kualitas tinggi, atau menggabungkan 16 bingkai menjadi satu untuk membuat foto 199MP. Semua ini dimungkinkan melalui perangkat lunak komputer Sony Imaging Edge.
Jumlah bidikan |
Jumlah pixel |
Resolusi |
Ukuran |
1 bidikan |
49.76 juta |
8,640 x 5,760 |
38.3MB |
4 bidikan digabungkan menjadi 1 bidikan |
|
|
51.6MB |
16 bidikan digabungkan menjadi 1 bidikan |
199 juta |
17,280 x 1,1520 |
216.1MB |
Meskipun setiap rana dari pergeseran piksel harus melalui rana elektronik, pengguna dapat dengan mudah menggunakan flash pada setiap bidikan dengan Alpha 1 yang memiliki kecepatan sinkronisasi flash 1/200s. Dengan cara ini, fotografer masih dapat mengambil foto beresolusi sangat tinggi dengan mengikuti rutinitas biasa mereka tanpa perlu menemukan metode pemicu baru. Fitur ini paling cocok untuk fotografer yang perlu menghasilkan output yang lebih besar.
Video 8K
Resolusi video 8K standar adalah 7680 x 4320 4:2:0 10bit, dengan 33,17 juta piksel diproses pada 30fps. Namun, format video 8K Alpha 1 adalah format H.265 untuk XAVCS HS. Mobile01 menyarankan pengguna untuk meningkatkan performa komputer mereka secara signifikan jika mereka akan bekerja dengan rekaman dengan kualitas tersebut.
“Itu karena format yang dihasilkan adalah H.265 sehingga streaming video 8K adalah 400Mbps, yang berada di bawah streaming maksimum Alpha 1. Jika Anda ingin naik ke 600Mbps, silakan pilih 4K XAVCS-I 4: 2: 2 opsi 10bit. Alpha 1 juga mampu menghasilkan video RAW pada resolusi 4332 x 2448 dan kecepatan hingga 16-bit, tetapi hanya melalui HDMI,” Mobile01 menambahkan.
Tes Overheating
Hal terakhir adalah uji panas berlebih dari Alpha 1. Tim Mobile01 menggunakan kamera di ruang tertutup pada suhu ruangan 28-30 derajat, tanpa angin. Inilah yang mereka temukan saat mencoba fitur perlindungan panas berlebih
Perlindungan panas berlebih dihidupkan dan suhu diukur 15 menit setelah pematian paksa (Mobile01 tidak dapat mengukur saat sedang dimatikan).
Perlindungan panas berlebih dimatikan, dan suhu setelah perekaman selama 2:28 menit, dengan suhu maksimum berada di area belakang sensor.
Berikut adalah peringatan overheating dan waktu shutdown paksa:
8K 30P Suhu 30°C |
Peringatan Overheat |
Shutdown Paksa |
Overheat protection on |
17:30 |
24:25 |
Overheat protection off |
Did not appear after 2:28:54 |
- |
Tim mencoba merekam video 8K dengan perlindungan panas berlebih dalam keadaan hidup. Hanya setelah 17 menit dan 30 detik perekaman, kamera sudah menampilkan peringatan cepat, dan kemudian dipaksa untuk dimatikan setelah 24 menit dan 25 detik. Setelah 15 menit sejak penutupan, suhu naik hingga 39,7°C.
Kemudian tim merekam video 8K lainnya, tetapi kali ini dengan perlindungan panas berlebih dimatikan. Butuh lebih dari dua jam bagi kamera untuk menampilkan peringatan panas berlebih dan tidak dipaksa untuk dimatikan. Setelah tim mematikan unit secara manual, suhu mencapai 58,7°C.
“Menurut kami, jika Anda mematikan perlindungan panas berlebih, Anda seharusnya dapat menangani sebagian besar kebutuhan pemotretan Anda,” jelas Mobile01.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, tim Mobile01 menegaskan dan memuji banyak kemampuan luar biasa dari Alpha 1.
“Pengambilan gambar kontinu 50,1MP 30fps, menurut saya, hanyalah salah satu dari banyak kemampuan Alpha 1. Sulit untuk memahami konteksnya hanya dengan melihat spesifikasinya. Namun, jika Anda ingin memulai dari awal, Anda harus kembali ke sensor Alpha 1 dan teknologi dual prosesor Bionz XR khusus di belakangnya, ” ujar tim dalam artikel tersebut.
“Prosesor ganda Bionz XR yang dibuat khusus untuk Alpha 1 harus mampu menghasilkan data dalam jumlah besar pada kecepatan tinggi dengan sensor CMOS 50,1MP, juga termasuk perhitungan fokus, pengurangan kebisingan, pengenalan mata manusia atau mata burung, pemrosesan gambar 8K, dan banyak lagi, ” mereka menambahkan.
Mobile01 telah menyimpulkan bahwa memori cache integral dari sensor tumpuk dan sirkuit pemrosesan besar mampu mencapai hal-hal berikut:
1. Kecepatan pembacaan 1/200s
2. Kecepatan sinkronisasi flash rana elektronik 1/200s
3. Efek rana bergulir sangat rendah
4. 120 deteksi fokus/pencahayaan per detik
5. Kemampuan merekam 30fps
6. Kemampuan pengambilan gambar kontinu tanpa blackout
Dengan bangga, ulasan ini menggaris bawahi bahwa kemampuan-kemampuan di atas adalah keunggulan yang menjadikan Alpha 1 kamera yang unik dan kuat.
“Tidak lengkap sebuah ulasan Alpha 1 tanpa membicarakan sensor CMOS itu,” kata pengulas.
Prediksi mereka adalah semakin banyak fotografer yang akan mengandalkan Alpha 1 di masa depan; apakah mereka jurnalis foto, pembuat dokumenter lingkungan, fotografer pertunjukan, atau bahkan fotografer komersial yang bekerja di studio. Mereka semua akan menantikan dampak yang lebih positif dari Alpha 1 pada pekerjaan mereka.
“Kami dapat merasakan bahwa Sony masih bersemangat menciptakan kamera dan para engineer mereka masih terus mencari terobosan. Misalnya, mereka mengembangkan sensor yang lebih kuat dan mendobrak batas rana elektronik dan mekanis, sambil juga berfokus pada detail yang akan diperhatikan oleh fotografer. Peningkatan ini, besar dan kecil, benar-benar memberi kami semangat dan kami menantikan pengembangan berkelanjutan dari Sony untuk kamera yang lebih baik di masa depan,” Mobile01 menyimpulkan.
Baca ulasan asli Mobile01 mengenai Alpha 1 di sini. Perlu diketahui bahwa ulasan asli ditulis dalam Bahasa Cina Tradisional dan telah diterjemahkan untuk tujuan artikel ini.